Kamis, 14 Januari 2016

APA SIH DEWASA ITU ? APAKAH BAGIAN DARI SIKAP YANG MENAMPILKAN SIKAP KEBIJAKSANAAN ?

          Banyak yang bilang kalau sikap dewasa itu sangat kita perlukan agar kita bisa berubah menjadi lebih baik daripada sebelumnya, meskipun begitu sebenarnya saya tidak begitu mengerti dengan yang dimaksud bersikap dewasa. Tapi sebelumnya, yang saya tidak mengerti di sini maksudnya adalah, tentang seperti apa sih sikap dewasa itu? Apakah semacam sikap-sikap yang menampilkan kebijaksanaan? Saya masih belum begitu paham akan hal itu.

     Belajar sikap dewasa menyikapi permasalahan hidup yang kebanyakan orang lain tak mampu memecahkannya

     Pertanyaan itu muncul ketika saya sudah mulai asyik menggeluti dunia membaca, karena secara tidak sadar ternyata sejak saya memulai aktivitas membaca, banyak orang yang bilang kalau sedikit demi sedikit ada sikap dewasa dari pikiran-pikiran saya. Karena tidak begitu mengerti dengan yang dimaksud sikap dewasa, maka saya hanya bisa memberikan senyuman kepada orang-orang tersebut.


     Selama 18 tahun menjalani berbagai aktivitas kehidupan ini, saya sedikit demi sedikit belajar banyak tentang macam-macam bagaimana kita menyikapi berbagai persoalan yang mana juga menuntut sikap dewasa agar persoalan itu bisa segera ditemukan solusinya ataubahkan seera selesai dalam permasalahan itu. Meski sudah mengalaminya sendiri, saya masih tetap saja tidak mengerti tentang yang dimaksud dengan sikap dewasa ini. Tetapi kebanyakan orang berkata ada kalanya kata-kata bijak sering keluar dari dalam ucapan maupun perkataan saya dan disitu saya mulai berfikir jika kata bijak datang itu berawal dari munculnya pendewasaan yang tanpa sadar kitapun tak tau kapan kata dewasa itu sendiri akan muncul.

      Pernah suatu ketika saya sedang menyaksikan acara televisi, ada yang mengatakan kalau orang yang punya sikap dewasa adalah orang yang berprasangka kalau dirinya itu masih memiliki sikap seorang anak-anak. Sedangkan anak-anak itu selalu menganggap dirinya sudah mempunyai sikap dewasa. Apakah benar seperti itu? Dan apakah kaliam semua pernah berfikiran seperti apa yang saya utarakan diatas ???

      Jika mengingat apa yang sudah pernah saya alami ketika masih kecil, mungkin kalimat semacam tadi ada benarnya juga, karena dulu ketika saya masih anak-anak, saya selalu merasa kalau saya ini sudah punya sikap dewasa dan saya sering kali menganggap kalau saya bisa melakukan segalanya meski tanpa bantuan orang lain.

      Tapi rasa semacam itu pun akhirnya sedikit demi sedikit mulai menghilang sejak saya mulai mempelajari tentang arti kehidupan ini, yang awalnya saya dulu merasa kalau saya ini sudah punya sikap dewasa, tapi karena seiring pembelajaran yang saya dapat malah justru saya merasa kalau saya ini seperti anak kecil. Tapi karena prasangka itu, saya justru jadi ingin belajar untuk mempunyai sikap dewasa.
Ya pastinya kalian juga sama kan ingin seperti saya ingin juga mempunyai kedewasaan yang sangat luar biasa mampu berkata bijak bahkan mampu menyelesaikan semua permasalahan dengan kedewasaan yang kalian punya...

     Jadi mungkin, untuk kalimat yang di atas tadi saya kira memang cukup tepat. Tapi lagi-lagi mungkin akan muncul pertanyaan, bagaimana agar bisa menumbuhkan prasangka kalau sikap kita ini masih terlihat seperti anak kecil? Jawaban pertanyaan tersebut saya kira adalah dengan introspeksi diri, maka kita bisa melihat atau mengetahui apakah sikap kita ini sebagai anak kecil ataukah sikap dewasa?

     Selain itu, meski mungkin nanti kita sudah bisa mengetahui sikap kita yang sebelumnya, tapi jika masa depan juga tidak kita pikirkan, maka kita juga berarti masih belum mempunyai sikap dewasa. Karena masa depan juga sangat mempengaruhi untuk mengukur seberapa besar sikap kedewasaan seseorang, maka penting bagi kita untuk bisa mengolah semua kesempatan yang ada saat ini dengan penuh sikap dewasa yang kita semua memilikinya masing-masing sobat.

    Kira-kira gambaran seperti itulah dari sebatas apa yang saya pahami mengenai arti suatu sikap kedewasaan, yang mana saat ini saya sedang belajar memiliki sikap dewasa karena memang saya merasa kalau saya ini seperti anak kecil dalam menuliskannya. Berharap dari coretan anak kecil ini, bisa mendatangkan manfaat bagi para pembacanya. Amennnnn ya Rabb.....

Terimakasih telah sudi membaca sedikit coretan ini jangan bosan untuk selalu mengikuti kelanjutan cerita lainnya sobat heheheheeeeee

Rabu, 13 Januari 2016

Pah aku ingin engkau tau tentang isi hatiku ini ? || Fatma junior marizka

Sebelum aku bercerita tentang kisahku aku akan mengajukan sebuah pertanyaan pada kalian, apakah sosok papah/ayah kalian adalah ayah yang sangat pengertian ?lalu menyayangi anda ? Tak pernah berlaku kasar pada anda sekalian ? Jangan lupa beri komentr yah."😊


Sosok ayah menurutku adalah pria yang tak seharusnya ku kenal didunia ini namun karenanya aku bukanlah apa-apa bahkan aku mungkin tak pernah ada di dunia ini yang begitu kejam ini...
   Sering kaliku melihat diluar sana terdapat banyak sosok ayah yang sangat menyayangi anaknya? Tapi aku tidak seperti kalian semua😢 aku iri aku kesal bahkan aku marah karena sosok ayah yang hanya mementingkan kesenangannya sendiri, bukan mementingkan aku yang dia anggap "katanya" anaknya sendiri....

   Aku tak pernah menuntutnya banyak kata tetapi aku hanya meminta padamu yaallah tolong agr papahku diberikan kesadaran betapa pentingnya mementingkan ku didunia ini, sedangkan aku adalah karunia yang diturunkan oleh-Mu untuk ayahku jaga dengan baik, tetapi itu semua hanya zonk....
Singkat cerita yang aku utarakan pada hari ini dan cerita ini masih bersambung yah kawan hehehe...

Jagalah ayahmu yang sangat menyayangimu sepenuh hatinya karena tak banyak seorang ayah yang dapat memperdulikan dan mementingkan anaknya dibandingkan seorang ibu😢

Jumat, 05 Juni 2015

“Jika Cobaan sepanjang Sungai, maka Kesabaran itu seluas Samudra. Jika Harapan sejauh Hamparan Mata memandang, maka Tekad mesti seluas Angkasa membentang. Jika Pengorbanan sebesar Bumi, maka Keikhlasan harus seluas Jagad Raya.”  __Fatmajuniormarizka



    


Harapan, ya suatu hal yang selalu ada dalam setiap langkah kehidupan manusia, tak terkecuali kita. Sebuah harapan selalu menyertai kita. Seperti harapan mendapatkan bonus penghasilan, atau mengikuti sebuah undian berhadiah  berharap mendapatkan sebuah hadiah utama. Ya benar sekali harapan akan selalu membawa motivasi untuk kita melangkah satu persatu. Sebuah langkah mudah dalam membangun harapan adalah sebuah keyakinan. Hal utama untuk membangun semua yang kita inginkan.
Apakah mimpi dan harapan sama?. Perbedaan antar keduanya sangatlah tipis, mimpi adalah suatu harapan dan angan kita saat kita tak sadar, dalam hal ini adalah tertidur atau beristirahat. akan tetapi banyak orang hanya menganggap mimpi itu adalah sebuah bunga tidur. akan tetapi apabila kita yakin dan berusaha akanlah kita mendapatkan mimpi – mimpi yang awalnya hanyalah bunga tidur tadi. 
Sedangkan harapan itu adalah suatu angan kita secara sadar kita menginginkannya. jadi dengan itu kita langsung berusaha untuk mendapatkan harapan tadi. Sebagai contoh kita memiliki harapan mendapatkan pendapatan tinggi, ya kita berusaha dengan bekerja keras sesuai dengan kemampuan kita.
“Seseorang yang dalam Hidupnya memiliki Suatu Harapan, Akan Tetapi dia Tidak Ingin Berusaha itu Sama Saja dengan Dia Bermimpi dan Enggan Terbangun dari Mimpinya” __Fatmajuniormarizka
Problematika yang sering ditemukan dalam kehidupan manusia tentang harapan adalah Manusia hanya banyak berharap dan mereka kurang berusaha dan berdoa, atau hanya berusaha tanpa berdoa, ataupun hanya berdoa tanpa berusaha. Hal ini adalah sia – sia, Tuhan meminta umatnya menyeimbangkan keduanya untuk mendapatkan semua harapan tersebut. Tuhan Mmenyarankan kita untuk Berusaha dengan keras dan berdoa untuk dapat mewujudkan semua yang kita harapkan. Jadi Sekarang, hanya bagaimana cara anda membuat semua mimpi dan harapan anda menjadi nyata
“Bekerja dan Berusaha dengan Keras, Ditambah dengan Berdoa Kepada Tuhan, Maka Sebuah Harapan akan Terwujud” __Fatmajuniormarizka
“We dream to give ourselves hope. To stop dreaming – well, that’s like saying you can never change your fate.” ― Amy Tan, The Hundred Secret Senses